Tuesday, July 28, 2009

[MTSuperClub] Mario Teguh Golden Ways - BERHASIL SEMUDA MUNGKIN

 
 

Sahabat Indonesia yang super,
yang dikasihi Tuhan,
 
Mudah-mudahan hari Jumat ini mewadahi kesungguhan Anda yang besar untuk menjadikan minggu ini minggu yang berhasil, dan yang menjadikan minggu depan lebih bertenaga.
 
MTGW kita minggu ini akan mengkhususkan pembahasan untuk kita yang muda dan yang berjiwa muda, dengan judul program:
 
………..
 
Mario Teguh Golden Ways
MTGW
BERHASIL SEMUDA MUNGKIN
………..
 
 
Sahabat-sahabat saya yang baik hatinya,

yang keberhasilannya telah lama disediakan oleh Tuhan,
dan
yang kerja keras dan ketulusan dari niat-niat kerja kerasnya sedang dinantikan oleh Tuhan.
 
Katakanlah,
aku tidak tahu takdir-ku, tetapi aku tahu hak-ku untuk berhasil.
 
Maka, Istirahatkanlah pencarian keberhasilan Anda, dan berfokuslah pada menjadikan diri Anda bernilai bagi orang lain.
Karena,
 
Nilai adalah pembentuk keberhasilan, bukan sebaliknya.
 
Jika Anda bersedia untuk melayani impian hati Anda dengan kecintaan untuk mendatangkan kebaikan bagi orang lain, Anda tidak perlu lagi meramalkan keberhasilan Anda.
Dengannya, keberhasilan adalah keniscayaan.
 
Bekerjalah seperti Anda tidak mungkin gagal.
 
Jangan tolak anjuran itu, karena ia lebih baik daripada bekerja seperti tidak ada kemungkinan untuk berhasil.
 
Dan ini yang saya pesankan kepada yang muda,
dan yang sudah menua tetapi yang berlaku masih seperti muda,
 
Berhati-hatilah dengan kesenangan kecil yang tidak berguna, karena ia akan merampas waktu dan tenaga Anda dari mengerjakan hal-hal besar yang penting bagi keberhasilan.
 
Bekerjalah dengan bersungguh-sungguh.
 
Sistem pemuliaan kehidupan ini akan bekerja untuk Anda, hanya sebaik kesungguhan Anda dalam bekerja.
 
Berangkatlah bekerja untuk mencapai keberhasilan.
 
Janganlah seperti dia yang berangkat bekerja,
hanya agar tidak terlambat, agar tidak dimarahi, atau agar asal kelihatan ada.
 
Jika alasan-alasan Anda dalam bekerja - tidak mulia, apakah Anda pantas bagi kemuliaan dari pekerjaan Anda?
 
Perhatikanlah ini,
 
Alasan utama mengapa orang tidak berhasil, adalah
tidak adanya hubungan antara apa yang dikerjakannya, dengan apa yang akan membuatnya berhasil.
 
Anda harus menemukan sebab dan pemungkin bagi keberhasilan Anda di dalam pekerjaan Anda.
 
Jika tidak ada di situ,
berarti Anda sedang berada di dalam pekerjaan yang salah.
 
………..
 

Sahabat-sahabat saya yang terkasih,
yang keberhasilannya adalah pembentuk keberhasilan bangsa,
 
Tegapkanlah diri Anda, gagahkanlah sulaman otot-otot wajah Anda, anggunkanlah pandangan mata Anda,
 
santunkanlah bicara Anda, dan ramahkanlah cara-cara Anda,
 
sadarilah, bahwa
 
Apa pun yang Anda kerjakan dengan sungguh-sungguh hari ini, adalah pembentuk keberhasilan Anda di masa depan,
terutama jika Anda cerdas memilih yang Anda kerjakan hari ini.
 
Tetaplah menjadi pribadi yang membanggakan Tuhan, agar kita diijinkan bersaudara dalam kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecemerlangan.
 
Terima kasih dan salam super,
 
Mario Teguh
Founder I MTSuperClub I 081-814-2080 I For The Happiness Of Others I Jakarta
.

__,_._,___

[MTSuperClub] Mario Teguh Golden Moment - DAN ENGKAU BERTANYA TENTANG SENYUMKU

 
 

Sahabat Indonesia yang super,
yang dikasihi Tuhan.
 
Semoga MT Golden Moment ini mendapati Anda dalam kesehatan dan kesungguhan untuk menjadi pribadi yang damai.
 
Setelah MTGM – YA, ENGKAU SELALU DALAM PENGAWASAN,
 
saya susunkan MTGM lanjutannya – dengan moda bicara seperti kepada seorang sahabat yang lebih muda daripada saya,
yaitu:
 
………..
 
Mario Teguh Golden Moment
MTGM
DAN ENGKAU BERTANYA TENTANG SENYUMKU
 
………..
 
 
 
Sahabatku yang terkasih,
 
Sering engkau berseloroh bahwa aku tidur pun tersenyum, karena engkau hampir tak menemukan saat di mana wajahku ditinggalkan oleh senyum.
 
Mendengar itu, bagaimana mungkin aku tak tersenyum?
 
Jauh sebelum engkau mengenalku, aku telah meminta agar aku ditugaskan untuk melayani kebutuhanmu untuk menjadi pribadi yang bebas, yang ringan, yang ceria, dan yang bersemangat menyambut kemungkinan-kemungkinan baikmu di masa depan.
 
Karena kesadaranku untuk selalu siap dengan jawaban saat engkau bertanya, aku mempelajari semua yang dapat menjadi jawaban.
 
Dan karena keharusan dari tugasku untuk mencarikan dan menunjukkan jalan keluar – saat engkau gelisah dengan keadaan di mana engkau berada, aku merambah semua jalan dan keadaan dengan badan dan imajinasiku, agar aku dapat menunjukkan arah dari perjalanan yang akan mengeluarkan dan memindahkanmu.
 
Tetapi ini yang harus kau ketahui, bahwa
 
Aku hanya menunjukkan arah dari perjalanmu, tetapi engkau lah yang harus menjalaninya.
 
Aku yang mencarikan, tetapi bukan aku yang menemukan.
 
Karena, engkau menemukan atau tidak - adalah hasil dari penggembiraan hati Tuhan yang menjadi tugasmu.
 
Sekarang,
 
Ini yang dapat kukatakan untuk pertanyaanmu, mengapa aku selalu tersenyum kepadamu.
 
Aku tersenyum,
karena aku melihat dirimu dari tempat yang memungkinkan ku melihat kenaikan derajatmu jika engkau percaya.
 
Aku tersenyum,
karena aku melihat kebaikan dalam dirimu yang sedang kau biarkan kalah di bawah kepentinganmu yang tidak penting.
 
Aku tersenyum,
karena aku melihat bagaimana engkau tersiksa karena kekesalan mu terhadap dirimu sendiri yang sering berlaku palsu.
 
Lebar senyumku,
karena mendengar mu berjanji tidak akan berlaku sombong, tetapi mengatakannya dengan kalimat-kalimat seseorang yang angkuh.
 
Lucu senyumku,
karena mendengar kesediaanmu untuk memaafkan orang lain, dengan kesungguhan untuk memastikan bahwa mereka tahu bahwa hanya engkau yang benar.
 
Haru senyumku,
karena melihat upayamu untuk mendapatkan kasih sayang, dengan cara-cara yang mengusir kasih sayang.
 
Dan semua kesabaran dalam senyumku itu ada,
karena aku sedang menanti saat di mana engkau berlaku tegas untuk menjadi pribadi yang baru.
 
Dan hatimu berkata lirih,
 
Aku, sebagai pribadi yang baru?
 
Ya …,
aku mendengar keraguanmu itu …
 
Engkau dan aku tahu bahwa pribadi yang baru itu tidak akan pernah bebas untuk menjadi betul-betul baru, karena akan selalu ada sisa-sisa dari kenyamanan mu dalam cara-cara yang lama itu yang mencoba memasuki ruang-ruang indah dari pembaruan dirimu.
 
Tetapi ini yang harus kau mengerti,
bahwa
 
Pribadi apapun yang mengupayakan perbaikan,
adalah sudah baru.
 
Siapapun yang menginginkan dirinya menjadi baik,
sudah menjadi orang baik.
 
Kebaruan mu bukan datang karena engkau telah meninggalkan semua diri lama mu.
 
Kebaruanmu dimulai dari niatmu untuk menjadi pribadi baru.
 
dan
 
Kesungguhanmu dinilai dari yang betul-betul engkau lakukan.
 
Aku tersenyum, karena aku yakin engkau akan sampai pada akal-sehatmu. Engkau tak akan mampu berlama-lama berbaring dan mengeluh dalam kelemahan, tanpa akhirnya mengerti bahwa engkau berperan sangat besar dalam pelemahanmu sendiri.
 
Bukankah engkau juga bisa sombong? Bukankah itu berarti engkau mampu merasa lebih berkualitas daripada orang lain?
 
Tetapi mengapakah mereka yang kau sombongi itu, banyak yang lebih sejahtera dan damai hidupnya?
 
Adikku terkasih,
 
Aku tersenyum karena memang engkau sebetulnya pribadi yang sangat berkualitas, tetapi yang sedang menelantarkan kualitasnya.
 
Ingatlah, bukan tidak cukup baiknya kualitasmu, tetapi tidak cukupnya penggunaan dari kualitasmu, yang telah melemahkan kehidupanmu.
 
Aku tersenyum, karena aku tahu engkau akan sampai pada titik pengertian pengindah kehidupanmu.
 
Hanya, ini yang ingin aku ingatkan;
 
Berapa banyakkah waktu yang akan kau boroskan lagi dalam pelemahan dirimu,
 
sebelum engkau bangkit dengan greget rahang yang tegas untuk berdiri tegak, untuk menyiramkan minyak ke matahari di balik matamu, dan untuk menyulut guntur di dalam kerongkonganmu?
 
Adikku yang dititipkan oleh ibumu kepada ibuku,
 
Aku tersenyum, karena aku tahu engkau akan membanggakan Tuhan dengan ketegasan untuk melakukan sebanyak mungkin yang bisa kau lakukan, dan menyerahkan sesedikit mungkin yang tak bisa kau lakukan - kepada Tuhan.
 
Sekarang, janganlah hanya menunggu.
Menunggulah sebagai pribadi yang peka hatinya, yang aktif pikirannya, yang santun cara-caranya, dan yang bertenaga kehadirannya.
 
Sekarang,
 
Tersenyumlah engkau bersamaku.
 
………..
 
Sahabat-sahabat terkasih,
 
Begitu dulu ya?
 
Mudah-mudahan MT Golden Moment ini dapat mendampingi keindahan hari-hari Anda dalam karir dan kebersamaan Anda dengan keluarga tercinta.
 
Anda kekasih Tuhan, maka tegaslah bagi kebaikan.
Dan setelahnya, Tuhan akan menegaskan kebaikan bagi Anda.
 
Terima kasih dan salam super,
 
Mario Teguh
Founder I MTSuperClub I 081-814-2080 I For The Happiness Of Others I Jakarta
 
.

Friday, July 17, 2009

SEJENAK KE TEMPAT SUNYI


Injil Minggu Biasa XVI B 19 Juli 2009 (Mrk 6:30-34)

SEJENAK KE TEMPAT SUNYI

Rekan-rekan yang baik!

Kedua belas murid yang diutus dua berdua ke pelbagai tempat untuk menyiapkan kedatangan Yesus kini kembali berkumpul dengan dia. Injil jelas-jelas menyebut mereka "rasul", artinya orang yang diutus. Dalam pengutusan itu mereka dibekali kuasa atas roh jahat sehingga orang-orang yang mereka datangi dapat mulai mengenal siapa yang mengutus. Orang yang luar biasa. Dan ia bakal datang sendiri ke tempat kami! Tak mengherankan banyak yang tak sabar menunggu. Ada yang mengikuti para rasul yang kembali menemui sang Guru. Orang-orang itu ingin segera melihat sendiri siapa dia yang dikabarkan para utusannya. Itulah suasana yang melatari Mrk 6:30-34 yang dibacakan pada hari Minggu Biasa XVI tahun B ini. Para pendengar di zaman ini boleh mencoba memasuki suasana batin itu dengan ikut merasa-rasakannya.

KESADARAN YANG BERTUMBUH

Terasa betapa besarnya semangat para utusan yang kembali tadi. Kiranya mereka berhasil dan diterima di mana-mana. Mereka merasa bisa leluasa berbicara mengenai siapa Yesus yang bakal datang ke tempat itu. Tidak dirincikan apa yang mereka sampaikan. Tetapi boleh kita simpulkan dari sebuah peristiwa lain yang dicatat dalam Mrk 8:27-30. Di Kaisarea Filipi, dalam perjalanan berkeliling dari tempat ke tempat, Yesus menanyai para murid apa kata orang mengenai siapa dia itu. Ada pelbagai pendapat: Yohanes Pembaptis, Elia, atau seorang nabi. Begitulah pengertian orang banyak sebelum mendengar pewartaan para rasul. Kemudian Yesus pun menanyai murid-muridnya siapa dia menurut mereka sendiri. Mewakili para murid, dalam Mrk 8:29 Petrus menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias. Inilah keyakinan mereka. Dan tentunya keyakinan inilah yang mereka bawa kepada orang banyak. Tetapi ada masalah. Bagaimana dengan larangan keras Yesus agar jangan memberitahukan tentang dia kepada siapa pun pada akhir peristiwa itu (Mrk 8:20). Tetapi Yesus tidak menyangkal kemesiasan yang diyakini para murid tadi. Yang tidak dimauinya ialah mengobral sebutan Mesias begitu saja dengan akibat mudah disangkut-pautkan dengan pergerakan mesianisme politik waktu itu. Dari peristiwa ini dapat diperkirakan bahwa yang diberitakan para utusan tadi ialah kemesiasan Yesus yang sejati. Itulah yang mereka sampaikan dalam ujud ajakan agar orang berpikiran luas ("bertobat") dan menjadi manusia utuh (tidak dikuasai "setan" dan "penyakit") seperti tertulis dalam Mrk 6:12-13. Dengan menyampaikan keyakinan ini, para rasul sendiri juga semakin menyadari siapa Yesus itu. Inilah kiranya yang sekarang dibicarakan para rasul di hadapan sang Guru.

Sementara itu orang banyak juga berdatangan mengerumuni para rasul yang sedang berkumpul kembali dengan Yesus. Orang-orang pergi datang menemui murid-murid dan guru mereka sehingga makan pun mereka tak sempat (Mrk 6:31). Catatan ringkas Markus itu menunjukkan betapa besarnya harapan orang-orang itu. Makin terasa bedanya dengan orang-orang yang mempertanyakan wibawa Yesus dalam Mrk 3:20-30. Di sana, di sebuah rumah, orang banyak mengerumuninya. Markus menambahkan bahwa "makan pun mereka tidak dapat" karena tidak mau kehilangan kesempatan mendekat kepadanya. Tapi di tempat seperti ini, ironinya, sanak dekat Yesus sendiri menganggapnya "tidak waras lagi", dan ahli-ahli Taurat mengatakan Yesus "kerasukan Beelzebub", nama setan yang ditakuti. Kini dalam Mrk 6:30-34 komentar-komentar sumbang seperti itu tidak lagi terdengar. Orang-orang yang berdatangan mengikuti para rasul menemui Yesus itu penuh antusiasme dan harapan.

MENDALAMI PENGALAMAN

Dalam keadaan itu, Yesus mengajak para murid pergi ke tempat yang terpencil, Yunaninya "eremos", untuk sejenak beristirahat. Mereka pun berkayuh ke seberang danau. Dalam bahasa Yunani, kata yang dipakai untuk menyebut tempat terpencil sama dengan kata yang dipakai bagi padang gurun. Tetapi tempat terpencil kali ini ialah perahu, tempat mereka berada hanya dengan guru mereka.

Yesus mengajak murid-murid untuk menyepi seperti dia sendiri dulu di padang gurun. Dulu di padang gurun Yesus semakin menyadari pernyataan dari surga bahwa ia anak terkasih dan kepadanya Allah berkenan (Mrk 1:11-12). Para rasul baru saja mengalami keberhasilan dalam berwarta dan menyembuhkan orang dari kuasa roh jahat dengan kuasa yang dibekalkan Yesus. Mereka perlu mengendapkan pengalaman ini. Bila tidak, mereka nanti bisa jatuh dalam tindakan pengusiran setan dan penumpangan tangan serta macam-macam talk show dan tidak lagi melihat inti pelayanan yang sebenarnya. Mereka mulai mengalami bagaimana memakai bekal kuasa atas roh jahat. Perkara yang tidak bisa dilakukan dengan asal saja. Begitulah setapak demi setapak mereka diikutsertakan dalam pelayanan Yesus kepada orang-orang sezamannya. Di tangan orang yang keyakinannya kurang lurus dan mendalam, kuasa seperti itu malah bisa disalahgunakan untuk menunjukkan kebesaran diri, bukan menyiapkan kedatangan sang Guru. lebih parah lagi, yang mau memakainya secara asal-asalan bisa celaka. Diceritakan dalam Kis 19:13-20 nasib ketujuh anak Skewa yang mau mengusir setan atas nama Yesus. Tapi orang yang kerasukan di Efesus itu malah menertawakan, lalu menubruk ketujuh dukun mogol itu dan menindih mereka sambil menghajar sampai mereka babak belur dan lari terbirit-birit telanjang.

Kita tidak mendengar seluk beluk yang terjadi selama para rasul berlayar bersama Yesus. Boleh jadi sang Guru memberi petunjuk-petunjuk. Boleh jadi mereka bertanya mengenai macam-macam roh. Bisa jadi tak banyak yang diperkatakan. Tetapi mereka akan teringat pengalaman pernah ketakutan di perahu yang diombang-ambingkan angin ribut dan amukan ombak. Ketika itu Yesus tetap bisa tidur enak. Mereka juga menyaksikan bagaimana Yesus menghardik diam gelombang dan badai. Masih terngiang kata-kata Yesus: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" (Mrk 4:40). Kini, juga di perahu, dalam suasana tenang mereka akan mengingat kembali kejadian tadi. Betapa jauhnya ketakutan tadi, betapa jauhnya ketakpercayaan tadi. Kuasa hebat itu juga sudah bisa dibekalkan kepada kami. Dan bisa kami pakai menolong orang. Dan tentunya ada banyak hal lagi yang terkilas dalam benak mereka dan mereka endapkan di saat-saat hening bersama sang Guru ini.

DINAMIKA DI TEPI DANAU

Orang banyak yang tadi berkerumun sempat melihat Yesus dan murid-muridnya naik perahu menjauh. Orang-orang itu tahu ke mana Yesus dan para murid pergi dan mendahuluinya lewat jalan darat. Tentunya perahu berhenti di tengah danau dan di situ para murid diajak sang Guru mendalami pengalaman batin. Karena itu orang-orang yang mengikuti lewat jalan darat lebih dahulu sampai. Mereka menunggu Yesus dan murid-muridnya. Ketika turun dari perahu dan melihat orang banyak sudah di sana maka Yesus tergerak hatinya melihat mereka seperti domba yang tidak ada gembalanya. Yesus pun mengajarkan banyak hal kepada mereka. Tersirat kritik kenabian dari pihak Yesus. Para pemimpin masyarakat Yahudi membiarkan orang banyak tak terurus.

Apa kiranya "banyak hal" yang disebut Markus diajarkan Yesus kepada orang-orang itu (Mrk 6:34)? Injil Matius tidak menyebutkannya. Boleh jadi Matius mengandaikan pembacanya sudah tahu. Tetapi dari Injil Lukas dapat sedikit didengar apa yang dimaksud Markus dengan "banyak hal" itu. Dalam Luk 9:11 disebutkan Yesus menerima orang banyak yang sudah menantikan di luar tempat ia berada dan "berkata-kata kepada mereka tentang Kerajaan Allah". Dan kiranya banyak hal yang diajarkan kepada orang-orang tadi ialah mengenai Kerajaan Allah.. Mereka seperti domba tanpa gembala. Kini gembala yang mereka temukan ialah yang membawa mereka ke dalam Kerajaan Allah. Dan hari itu banyaklah yang mereka peroleh dari pengajaran dari Yesus. Mereka mendapat makanan batin. Dan sebentar lagi mereka akan mendapat makanan berlimpah juga.

Kumpulan orang tidak akan bergerak bila tidak digerakkan. Cukup bila ada orang yang berinisiatif dan yang lain-lain akan ikut. Bisa dilihat dalam tiap kerumunan. Dan biasanya terjadi bila ditargetkan ke satu hal. Misalnya arena tontonan pemusik rock, pertokoan dan rumah yang dijarah dalam amuk masa, atau seperti di sini, kelompok Yesus dan murid-muridnya. Apa yang dapat kita simpulkan? Di antara orang yang berduyun-duyun datang tadi pasti ada murid para rasul yang menyemangati dan menggerakkan orang berjalan ke tepi lain danau mendahului Yesus dan murid-muridnya. Para penggerak itu tidak disebutkan secara khusus. Tetapi kehadiran mereka tak diragukan. Dan mereka itulah nanti yang akan menghidupkan kelompok ini. Mereka inilah yang mendengar dan mencatat "banyak hal" yang diajarkan Yesus.

Bacaan dari Mrk 6:30-34 ini boleh jadi membuat kita ingin menjadi tokoh-tokoh yang ada di sana. Akan kurang realistis bila kita tempatkan diri kita sebagai Yesus atau para rasul. Sebaiknya mereka ini diamat-amati, didengarkan, dikenali. Kita akan belajar banyak dari mereka. Tapi ada dua peran lain yang dapat diikuti, yakni orang banyak yang antusias dan penuh harapan dan para penggerak mereka yang tak disebut, tapi hadir dan bekerja di antara mereka. Banyak yang dapat terjadi. Mereka saling menguatkan. Mengusahakan perbaikan. Membaca keadaan dan menghadapi dengan kekuatan harapan dan kepercayaan. Dan masih banyak lagi yang bakal muncul dalam kehidupan nyata. Dan semuanya ini boleh terjadi di sana, di tempat ia sudah ditunggu.

Salam hangat,
A. Gianto

Wednesday, July 8, 2009

Dapur Bersih Dapur Sehat

Dapur Bersih Dapur Sehat
Odilia Winneke - detikFood

GB

Jakarta - Dapur merupakan bagian rumah yang paling penting. Karena dari tempat inilah kesehatan keluarga dijaga melalui makanan yang diolah. Sebenarnya dengan sedikit usaha, dapur bisa tetap terjaga kebersihannya. Dapur yang bersih bisa mencegah munculnya penyakit. Apa saja yang bisa dilakukan untuk membersihkan dapur kita? Simak info lengkapnya di sini!

Ukuran Dapur: Besar kecilnya dapur tak berpengaruh pada kebersihan. Justru ukuran dapur bisa membuat Anda lebih cermat dalam menjaga kebersihan. Ada dapur yang terpisah dengan ruang makan. Ada yang khusus untuk mengolah makanan, ada juga yang khusus untuk meracik makanan atau 'pantry'. Namun banyak juga dapur yang menyatu dengan ruang makan bahkan areanya menjadi satu dengan ruang keluarga. Apapun ukurannya yang terpenting di dalam dapur tersedia ventilasi cukup untuk aliran udara.

Lemari : Mulailah mengecek kondisi lemari yang ada di dapur. Di dapur biasanya ada lemari tempat menaruh bahan-bahan kering dan juga lemari es tempat menyimpan makanan segar. Cek secara rutin, misal sebulan sekali, keadaan lemari bahan makanan kering ini. Bersihkan, ganti alas lemari dan cek kondisi kemasan tiap bahan makanan. Periksa tanggal kadaluwarsa dan jumlah persediaannya sehingga bahan makanan yang ada di dalam lemari selalu dalam kondisi layak dikonsumsi. Demikian juga dengan lemari es, bersihkan dan cek lemari es tiap 2 minggu sekali agar tak terdapat bahan-bahan makanan yang rusak dan busuk dalam lemari es yang bisa menebarkan bau tak sedap dan kuman.

Peralatan : Alat masak merupakan bagian penting yang harus ada di dapur. Periksa kondisi alat masak dan pastikan tersimpan di tempat yang kering dan bersih. Jangan lupa selalu bilas alat masak sebelum dipakai untuk menjamin kebersihannya. Jika alat masak sudah mulai tidak bisa berfungsi dengan baik sebaiknya segera singkirkan.

Kompor : Kompor di dapur harus dalam kondisi siap pakai. Karena itu cek secara rutin kondisi tabung dan selang pada kompor. Setiap selesai memasak, lap dan bersihkan kerak dan minyak yang melekat pada tungku sehingga kompor selalu dalam kondisi bagus saat dipakai. Secara rutin, lakukan servis total pada kompor ini dengan memanggil jasa servis yang profesional sehingga kebersihan kompor selalu terjaga.

Selalu Kering : Kuman dan bakteri sangat menyukai tempat yang lembap dan basah karena itu usahakan dapur selalu dalam kondisi kering. Baik permukaan meja, tempat mencuci, kompor, rak piring, lemari dan lantai. Besihkan atau pel lantai dapur minimal sehari sekali. Sediakan lap bersih untuk mengeringkan noda air pada permukaan lemari atau kompor. Pisahkan lap kering dan lap basah sehingga kebersihan dapur tetap terjaga. Dapur yang kering dan bersih akan terasa nyaman dan makanan yang diolah pun terjamin kebersihannya!
( eka / Odi )
sumber: detik.com

Memilih Wadah Bekal Sekolah

Memilih Wadah Bekal Sekolah
Odilia Winneke - detikFood

GB

Jakarta - Beberapa hari lagi anak-anak akan kembali ke sekolah. Selain alat tulis dan seragam tentunya Anda juga menyiapkan botol minum dan wadah bekal baru buat mereka. Bahan apa yang baik untuk wadah bekal? Plastik atau kaleng? Bagaimana cara memilih wadah yang aman untuk makanan? Coba simak dulu info berikut ini!

Bahan : Wadah bekal berupa kotak makan dan botol minum, umumnya terbuat dari bahan plastik. Ada beberapa yang terbuat dari stainless steel atau kaleng aluminium. Tentu saja bahan plastik lebih banyak dipilih karena lebih ringan, awet dan mudah dibersihkan. Hal terpenting yang harus Anda perhatikan adalah kualitas bahan plastiknya. Pastikan plastik yang dipakai sebagai bahan pembuat wadah berjenis food grade alias aman untuk makanan. Biasanya keterangan terdapat pada bagian bawah wadah atau pada kemasan. Jangan sekali-sekali tergiur oleh harga murah karena wadah plastik bermutu biasanya harganya agak mahal.

Warna: Pilihlah warna-warna cerah dan menarik agar memberi kesan ceria. Warna merah, pink, hijau, biru, kuning dan berbagai variasinya bisa jadi pilihan. Namun, Anda tetap harus waspada dengan pemakaian warna yang tidak 'food grade'. Karena makanan panas atau hangat yang ditaruh dalam wadah ini akan terkontaminasi.

Tahan Panas: Selain bahan dan warna, ukuran wadah dan jenis wadah sangat berperan. Wadah makan alias lunch box ada yang berupa kotak plastik biasa tetapi ada juga yang kedap udara dan ada yang berupa termps tahan panas yang bisa menyimpan makanan hingga 8 jam. Jika anak-anak hanya perlu bekal makanan selingan berupa kue atau camilan, bisa dipakai kotak plastik biasa. Tetapi jika anak-anak harus membawa bekal makan siang, sebaiknya gunakan termos agar nasi dan sup atau lauk tetap hangat saat ia makan siang dan tetap bersih.

Desain: Bentuk dan desain wadah bekal sangat beragam. Ada yang berbentuk segi empat, segi empat panjang, bundal, atau oval. Ada yang satu tetapi ada juga yang bertumpuk. Juga ada yang dilengkapi dengan sekat-sekat. Yang saat ini sedang trend adalah kotak makanan yang bergambar aneka tokoh film dan kartun. Sebaiknya jangan tergiur dengan gambar tetapi berhati-hatilah dengan aneka gambar dicetak dengan tinta yang tidak aman untuk makanan. Pilihlah desain yang mudah dibuka tutup, mudah dibersihkan dan mudah dipakai.

Jumlah: Berapa banyak wadah makanan dan botol yang perlu disiapkan? Minimal untuk wadah makanan Anda harus menyiapkan 2 buah juga untuk botolnya. Bisa saja dengan 2 pilihan warna dan desain yang bisa dipakai bergantian sehingga tidak membosankan. Selain itu ada cadangan kalau-kalau wadah dan botol tertinggal dis ekolah atau hilang!
( eka / Odi )
sumber: detik.com

What is happiness?

What is happiness?

This is a question that has not bothered me for a long time, precisely because I don’t know how to answer it.

I am not the only one. Through all these years I have lived with all sorts of people: rich and poor, powerful and mediocre. In the eyes of all who have crossed my path – and here I include warriors and wise men, people who should have nothing to complain about - I have always found that there was something missing.

Some people seem to be happy: they just do not think about it. Others make plans: “I’m going to have a husband, a home, two children, and a house in the country”. While this keeps them occupied, they are like bulls looking for the bullfighter: they don’t think, they just keep moving forward. They manage to get their car - sometimes even a Ferrari – and they think that the meaning of life lies there, so they never ask the question. Yet, despite all that, their eyes betray a sadness that they themselves are quite unaware of.

I don’t know if everyone is unhappy. I do know that people are always busy: working overtime, looking after the kids, the husband, the career, the university degree, what to do tomorrow, what they need to buy, whatever it is they need to have in order not to feel inferior, and so on.

Few people have ever told me: “I’m unhappy”. Most say: “I’m fine, I’ve managed to get all I ever wanted”.

So then I ask: “What makes you happy?”

They answer: “I have everything that a person can dream of – a family, a home, work, good health”.

I ask again: “Have you ever stopped to wonder if that is all there is to life?”

They answer: “Yes, that’s all there is”.

I insist: “So the meaning of life is work, the family, children who grow up and leave you, a wife or husband who will become more like a friend than a true love-mate. And one day the work will come to an end. What will you do when that happens?”

They answer: there is no answer. They change the subject. But there is always something hidden there: the owner of a firm who has still to close the deal he has always dreamed of, the housewife who would like to have more independence or more money, the new graduate who wonders whether he has chosen his career or has had it chosen for him, the dentist who wanted to be a singer, the singer who wanted to be a politician, the politician who wanted to be a writer, and the writer who wanted to be a peasant.

In this street where I am sit writing this column and looking at the people passing by, I bet that everyone is feeling the same thing. That elegant woman who has just walked by spends her days trying to stop time, controlling the bathroom scales, because she thinks love depends on that. On the other side of the street I see a couple with two children. They live moments of intense happiness when they go out with their kids, but at the same time their subconscious is busy thinking about the job they might not get, the tragedies that might occur, how to get over them, how to protect themselves from the world.

I leaf through magazines filled with famous people: everybody laughing, everybody very happy. But since this is a segment of society that I am quite familiar with, I know it is not like that: everyone is laughing or enjoying themselves at the moment that photo is taken, but at night, or in the morning, the story is always quite different. “What can I do to keep on appearing in the magazine?”, “how can I disguise not having enough money to afford all this luxury?” or “how can I manage this life of splendor to make it even more luxurious, more expressive than other people’s?”, “the actress whom I am seen with in this photo, laughing and having a great time, she could steal my part tomorrow!”, or “I wonder if my clothes are nicer than hers. Why do we smile so much if we loathe one another?”

To end, I recall the words of Jorge Luis Borges: “I will not be happy any more, but that doesn’t matter, / there are many other things in this world”.



Do not doubt the search

Sri Ramakrishna tells of a man who was just about to cross a river when the teacher Bibhishana approached him, wrote a name on a piece of paper, fixed it to the man's back and said:

'Fear not. Your faith will help you to walk upon the waters. But the moment you lose your faith, you will drown.'

The man trusted Bibhishana and began to walk effortlessly across the waters. At one point, however, he had an immense desire to know what his teacher had written on the piece of paper fixed to his back.

He got hold of it and read what was written on it: 'Oh God Rama, help this man to cross the river.'

'Is that all?' thought the man. 'Who is this god Rama anyway?'

As soon as doubt entered his mind, he went under and was drowned.

Monday, July 6, 2009

Sopan-santun dalam menulis dan mengirimkan email

 
 

Semoga bermanfaat dan maaf jika sudah pernah membaca.

Rabu, 1 Juli 2009 | 11:41 WIB

KOMPAS.com - Hari gini, rasanya tidak ada orang yang tidak menggunakan email, baik email pribadi maupun email kantor. Karena itu, seharusnya kita sudah mengetahui bagaimana etiket berkirim email. Dulu, misalnya, orang sering menulis email dengan huruf kapital. Sekarang, tampaknya sudah tidak ada lagi yang melakukan kecerobohan seperti itu.

Namun, sopan-santun dalam menulis dan mengirimkan email ternyata masih terus ada dalam bentuk lain. Anda mungkin tidak menyadarinya, karena sudah terbiasa melakukan hal tersebut. Nah, coba simak bagaimana sebaiknya Anda mengirimkan email.

Ubah "Subject" setiap kali mengawali pembicaraan atau membalas email. "Subject" seharusnya menginformasikan kepada penerima email berisi pesan apakah email tersebut. Jadi jika sebuah email berjudul "Rapat hari Kamis" sudah di-forward ke sana-kemari hingga akhirnya berubah menjadi diskusi mengenai "Pesta Perpisahan Si Bos", lebih baik Anda ubah saja subject line-nya. Mengirim email dengan subject line yang mewakili isi pesan tentu membantu kita untuk melakukan scanning inbox, untuk memutuskan pesan mana yang perlu dibaca lebih dulu, atau mencari pesan tertentu yang ingin kita baca lagi.

Jangan menggunakan email jika ada media komunikasi lain yang lebih cepat. Gunakan email hanya jika hal itu menjadi metode terbaik, misalnya mengirimkan surat kontrak berikut revisi yang diperlukan, undangan, atau pengumuman lain. Dalam tradisi kerja yang makin berkembang, instant messaging menjadi lebih populer karena Anda bisa berkomunikasi lebih cepat dengan mengirim dan menerima pesan secara langsung. Jika salah seorang kolega Anda sedang meeting atau menghadiri seminar sehingga tak mungkin memeriksa surat kontrak yang Anda kirimkan, Anda bisa mengirimkan SMS untuk menanyakan apakah ia sudah mempelajari surat tersebut.

Jawab pertanyaan secara inline. Ketika seseorang mengirimkan email yang berisi pertanyaan yang disusun dengan pointer atau nomer-nomer, lebih baik Anda selipkan jawaban pertanyaannya langsung di bawah pertanyaannya masing-masing.

Gunakan fungsi CC dengan semestinya. Gunakan CC hanya kepada yang perlu mengetahui pesan tersebut, dan hindari mengirim CC kepada banyak orang yang tak ada kaitannya dengan pesan tersebut. Yang pasti, jangan menggunakan CC jika Anda tidak ingin orang dalam daftar CC tersebut tahu nama-nama orang lain yang menerima pesan yang sama. Jika Anda memang tidak ingin satu sama lain mengetahui siapa yang menerima pesan, gunakan saja BCC.

Buat secara singkat. Email yang berkaitan dengan pekerjaan biasanya bukan sesuatu yang menyenangkan. Jadi, lebih baik tak usah menuliskan pesan terlalu panjang.

Tanyakan apakah penerima lebih memilih attachment atau inline pasting. Banyak orang yang tidak suka menerima attachment karena berbagai alasan, karena itu lebih baik Anda tanyakan pada penerima metode apakah yang nyaman untuknya. Pertimbangkan tools yang memungkinkan beberapa orang untuk sharing dan mengerjakan dokumen yang sama secara online. Anda bisa menggunakan Google Docs, sehingga bisa mengunggah dokumen atau bahan presentasi, mengakses dan mengeditnya dari mana pun. Aplikasi lain yang bisa dimanfaatkan antara lain Zoho dan Approver.

Gunakan nama yang pantas. Informasikan nama panggilan atau singkatan nama Anda semampunya. Saat chatting dengan teman-teman dekat mungkin Anda menggunakan nama seperti "Purtygrl", tetapi hindari nama ini saat Anda berkorespondensi mengenai pekerjaan.

Gunakan email pribadi untuk urusan pribadi. Di antaranya untuk mencari lowongan pekerjaan.

Abaikan surat berantai, humor, dan sejenisnya. Banyak teman yang mengirimkan email berisi jokes, pesan persahabatan yang perlu dikirimkan ke 10 orang untuk membuktikan bahwa Anda menyayanginya, atau doa yang harus dikirimkan ke para sahabat bila tidak ingin hidup Anda sengsara. Setuju kan, kalau email-email seperti ini sebenarnya mengganggu? Bila teman Anda memang sayang kepada Anda, dia tidak akan mengirimkan email yang menghabiskan waktu untuk membaca dan mem-forward-nya. Sedangkan doa, harusnya justru membuat Anda tenang dan bahagia, bukan?

Jangan berbagi email dengan pasangan. Anda bisa membuat email gratis. Untuk apa berbagi email dengan suami (apalagi kekasih)?

KELEMAHAN ADALAH KEKUATAN YANG BELUM DITEMUKAN KEGUNAANNYA

Sahabat Indonesia yang super,
Semoga Golden Moment kita mengenai salah satu bahasan dalam MTGW – Karir Beracun ini mendapati Anda dan keluarga tercinta sedang berada dalam kesehatan dan kebahagiaan yang mengindahkan kehidupan Anda.
Ibu Linna, rekan-rekan, dan saya – baru kembali tadi malam dari Jeddah, setelah menyelesaikan 9 hari prosesi ibadah Umrah kami dari Madinah dan Mekkah.
Rasa lelah kami tidak berarti apa pun dibandingkan dengan pencerahan, kelapangan, dan keindahan di hati yang menjadi hidangan utama di Rumah Tuhan, dan belum lagi hadiah kepulangan yang lebih banyak daripada yang bisa ditampung dalam container sebesar apa pun.
Mudah-mudahan saya dapat menyusunkan beberapa Golden Moments yang mendekati keindahan yang diluberkan kepada kami sebagai tamu yang datang memenuhi panggilan Tuhan, untuk penikmatan di ruang keluarga kita yang ramah dan saling memuliakan ini.
Kami sangat berterima-kasih atas doa-doa dan harapan baik rekan-rekan, dan telah memintakan dengan sangat serius kepada Tuhan agar para sahabat yang telah merindukan kehadiran di Tanah Suci segera dikirimkan undangan yang meneroboskan Anda melalui semua halangan, untuk hadir dan dimanjakan dengan kasih sayang yang tidak akan bisa dirasakan kecuali dengan kehadiran pribadi kita di sana.
………..
Mario Teguh Golden Moment

KELEMAHAN ADALAH KEKUATAN YANG BELUM DITEMUKAN KEGUNAANNYA
………..

Mungkin ada lebih banyak orang yang mengeluhkan kelemahan daripada yang mensyukuri kekuatan, yang sebetulnya ada bersama kita sebagai bekal dari kelahiran kita.
Dan tidak sedikit juga orang yang justru mengaju-ajukan daftar kelemahannya sebagai penjelasan bagi kelambanan dan kegagalan hidupnya. Seolah-olah wajar baginya jika dia gagal, karena dia hanya dikaruniai kelemahan.
Padahal, semua orang yang berhasil adalah pribadi-pribadi yang dirundung kelemahan yang sama, tetapi memilih untuk bersikap, berpikir, dan bertindak melampaui semua kelemahan mereka.
Mereka tidak mengeluhkan kelemahan. Mereka memulai semua perekatan kekuatan pada diri mereka melalui penggunaan dari kelemahan apa pun yang mereka miliki.
Bagi yang tidak memiliki kekuatan, kelemahan adalah kekuatan terbaiknya.
Maka ini yang saya nasehatkan kepada yang lebih muda dari saya:
Janganlah menyalahkan apa pun untuk menutupi kelemahan Anda.
Menyalahkan kekurangan-kekurang an Anda, tidak akan mengurangi sifat dari kekurangan itu.
Berhentilah mengeluhkan kelemahan-kelemahan Anda, dan berfokuslah menemukan kegunaan dari kelemahan Anda.
Segera setelah kelemahan Anda menemukan kegunaannya yang menguntungkan orang lain dan diri Anda sendiri, ia menjadi kekuatan Anda.
Ada kekuatan besar di dalam diri Anda yang belum dikenali dan belum menerima perhatian yang baik. Dan kualitas tersembunyi dalam diri Anda itu akan mulai mengambil bentuknya yang lebih kuat, saat Anda menggunakannya sebagai sebab bagi kebaikan dan kemajuan Anda.
Maka,
Janganlah mengharap yang tidak Anda sebabkan bagi diri Anda sendiri.
Alihkanlah tenaga Anda dari mengeluhkan kelemahan, kepada menginginkan kekuatan.
Bagi yang sedang mengeluhkan kelemahan, janganlah berdoa bagi kemudahan. Tetapi berdoalah bagi kekuatan.
Janganlah hanya berdoa bagi pekerjaan yang sesuai dengan kekuatan kita. Karena jika kekuatan kita saat ini masih kecil, kita hanya akan mendapatkan pekerjaan yang kecil.
Maka marilah kita berdoa bagi kekuatan yang sesuai bagi kebesaran yang kita inginkan.
………..
Sahabat-sahabat saya yang terkasih,
Itu dulu yang bisa saya sampaikan saat ini.
Ikhlaskanlah ini di hati Anda, bahwa:
Anda adalah kekasih Tuhan.
Dan tidak ada yang tidak akan dilakukan Tuhan untuk kekasihnya.
Maka,
Inginkanlah yang besar,
mintalah yang besar,
pantaskanlah diri menjadi orang besar,
dan
bersyukurlah sebagai orang yang besar.
Sampai nanti ya?
Salam sayang dari kami untuk keluarga Anda yang tercinta.
Linna & Mario Teguh
Founders | MTSuperClub | 081-814-2080 | For The Happiness Of Others | Jakarta

Sunday, July 5, 2009

TULUS MENGHARAPKAN KEDATANGANNYA


Injil Minggu Biasa XVB 12 Juli 2009 (Mrk 6:7-13)

TULUS MENGHARAPKAN KEDATANGANNYA

Rekan-rekan yang budiman!

Bagi kedua belas murid, seperti diutarakan dalam Mrk 6:7-13 (Injil Minggu Biasa XV tahun B), diutus berarti siap berangkat mewartakan tobat, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit. Juga para utusan diminta agar berani pergi tanpa membawa kelengkapan. Hanya yang paling dibutuhkan boleh dipakai: tongkat dan alas kaki saja. Mereka juga tak boleh takut tidak diterima dengan baik. Itukah syarat-syarat agar dapat memakai kuasa yang dipercayakan Yesus kepada mereka? Begitulah perasaan kedua belas murid pada waktu itu. Ay. 12-13 memberi kesan bahwa mereka sanggup menjalankan pengutusan ini dengan gairah. Bagaimana dengan kita para pendengar dan pembaca Injil pada zaman ini? Apakah kita diharapkan menjadi seperti mereka? Marilah kita dalami terlebih dahulu kisah pengutusan ini.

BERGANTI PENDEKATAN

Yesus baru saja mengunjungi Nazaret. Di sana ia tidak diterima dengan baik justru oleh orang-orang yang mengenalnya. Seperti dicatat Markus, kejadian ini membuatnya heran (Mrk 6:6). Maka ia berganti pendekatan. Ia tidak langsung datang ke suatu tempat, melainkan mengirim berita terlebih dulu. Diutusnya orang-orang yang paling dekat untuk mengabarkan serta sekadar menunjukkan perbuatan-perbuatan kuasanya. Baru setelah orang-orang itu siap, ia sendiri akan datang. Demikianlah Yesus berkeliling dan mengajar dari "desa ke desa", yaitu pemukiman-pemukiman yang berada di luar tembok kota. Tak ada gagasan tempat yang tersendiri atau terpencil seperti kata "dusun" dalam bahasa kita. Malah mereka yang berdiam di situ sering mondar-mandir dari tempat ke tempat untuk urusan pekerjaan. Pasar, pusat kegiatan sehari-hari pun, berpindah-pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain menurut jenis kegiatan dan hari. Ke tempat-tempat itulah ia mengutus kedua belas muridnya dua berdua. Mereka menyiapkan orang-orang itu untuk menerima kedatangan Yesus sendiri nanti. Jangan sampai terulang yang terjadi di Nazaret. Di sana orang-orang belum siap menerima Yesus

Siapakah kedua belas murid yang diutus mendahuluinya itu? Sejak tampil di muka umum, Yesus memperoleh pengikut. Menurut Mrk 1:16-20, ia memanggil murid-murid yang pertama, yaitu Simon dan Andreas yang sedang menebarkan jala di danau. Mereka akan dijadikan "penjala manusia" - maksudnya, mereka akan ikut membawa orang mendekat kepada Yesus sendiri. Juga Yakobus dan Yohanes termasuk kelompok pertama ini. Kemudian ia juga mengajak Lewi. Para murid ini berjalan bersama guru mereka dari tempat ke tempat mendengarkan pelbagai pengajarannya, menyaksikan macam-macam penyembuhan dan perbuatan kuasanya, melihat reaksi orang banyak. Semuanya dengan ringkas dicatat dalam Mrk 3:20-6:6. Baru kemudian, seperti dijelaskan dalam Mrk 3:13-19, dua belas dari antara para murid tadi ditetapkan sebagai "rasul", maksudnya, utusan dengan tiga tugas yang disebut jelas di situ, yakni menyertai Yesus, memberitakan Injil, dan mengusir setan dengan kuasa yang diberikan Yesus. Mereka itulah yang kini diutus dua berdua. Ada kebiasaan pada zaman itu, berita baru bisa dipercaya bila dikuatkan seorang saksi atau lebih.

MENYIAPKAN KEDATANGANNYA

Kedua belas murid tadi diutus dua berdua dan dibekali kuasa atas roh-roh jahat. Mereka menyiapkan kedatangan Yesus ke tempat mereka diutus dengan membersihkan orang-orang itu dari kekuatan yang bisa jadi akan menentang kedatangannya. Mengajak mereka berpandangan luas, bertobat, kata Injil, dan memerdekakan batin mereka dari kungkungan ketidakpercayaan. Juga mengurangi penderitaan.

Salah satu pesan Yesus ialah agar mereka tinggal di tempat yang menerima mereka "sampai kamu berangkat dari tempat itu". Bukan berarti mereka dinasihati agar berlama-lama di tempat yang menerima mereka. Mereka hanya perlu bertamu seperlunya dan menjelaskan apa yang bisa mereka peroleh nanti dari Yesus sendiri bila ia datang ke tempat mereka. Setelah orang-orang di situ paham, para utusan akan kembali menemui Yesus dan berkabar kepadanya mengenai orang-orang yang telah mereka temui. Dapat kita simpulkan demikian dari Mrk 6:30 "Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepadanya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan."

Bagaimana dengan tempat yang tidak menyambut baik utusan tadi? Mereka disuruh pergi meninggalkan tempat itu dan "mengebaskan debu dari kaki mereka sebagai peringatan". Ini tindakan mengancam dan mengutuk? Menyatakan diri tidak mau dinodai oleh sikap menolak dari tempat itu? Bukan itulah maksudnya. Apa arti mengebaskan debu dari kaki? Para utusan yang ditolak tak usah merasa perlu melaporkan bahwa pernah datang ke tempat tadi. Tak ada bukti dan petunjuk bahwa kami pernah ada di sana! Anggap saja penolakan tak pernah terjadi. Tak perlu diingat, apalagi ditunjukkan bahwa para utusan pernah ke situ. Kaki mereka tak kena debu tempat itu!| Dengan demikian masih ada kesempatan lain bagi tempat itu. Boleh jadi dalam keadaan lain sikap mereka berubah. Tempat itu tak usah dicoret dari daftar tempat yang bakal menerima Yesus sendiri. Kiranya tafsiran ini lebih cocok dengan cara Yesus melayani orang-orang. Juga lebih sesuai dengan sikap pastoral yang memerdekakan, bukan yang mengucilkan.

Bepergian tanpa membawa bekal makanan, uang, dan pakaian menunjukkan kepercayaan besar pada penyelenggaraan ilahi? Semacam askese rasuli? Tak usah dibuat tafsiran yang serba saleh tetapi tak masuk akal, baik bagi orang dulu maupun sekarang. Larangan membawa bekal tadi itu sebenarnya nasihat agar bersikap optimis. Toh urusannya dapat dikerjakan dalam waktu pendek. Mereka tak perlu bermalam - maka tak usah memikirkan membawa pakaian ganti. Tak perlu berbekal makanan, tak perlu membeli makan di jalan. Nanti di tempat tujuan mereka akan diterima baik dan disuguh makanan. Dan toh kalau tidak diterima, mereka sebaiknya segera meninggalkan tempat itu, dan pergi ke tempat lain yang lebih mau menerima.

Kedua belas murid diminta memusatkan perhatian pada pengutusan mereka. Yang mereka bawa bagi orang yang mereka datangi bukanlah diri dan kelengkapan mereka sendiri, melainkan kuasa yang mereka terima dari guru mereka untuk menjauhkan "roh-roh jahat", yakni kekuatan yang merendahkan manusia dalam arti apapun. Kuasa itu kini bisa semakin dinikmati orang banyak. Inilah dinamika Kerajaan Allah dan warta pertobatannya. Bagi mereka yang merasa menjadi utusan, keprihatinan pada penderitaan dan upaya perbaikan kiranya menjadi pokok utama.

PEMBACA ZAMAN KINI

Mengapa bertobat dibahasakan kembali menjadi berganti haluan dan melihat jauh ke depan? Keprihatinan utama orang waktu itu sifatnya eskatologis; ada keprihatinan bahwa tak lama lagi dunia akan berakhir dan saat itu mulailah zaman hidup baru yang dipimpin sang Terurapi. Agar dapat ikut serta, perlu "bertobat" terlebih dahulu, maksudnya, berupaya mengarahkan diri ke kehidupan baru tadi dengan meninggalkan cara-cara lama. Itulah keprihatinan orang pada zaman Yesus. Dan ia menanggapinya dengan menunjukkan arah yang melegakan. Diwartakannya bahwa zaman yang baru itu ialah hidup dalam Kerajaan Tuhan yang sebenarnya sudah hadir. Bertobat ialah mengarahkan diri ke sana dan memasukinya. Jadi, dalam bahasa sekarang, yang dimaksud dengan bertobat ialah berani berwawasan luas dan memberi ruang gerak pada yang ilahi dalam kehidupan ini. Tetapi juga tidak begitu saja mencampurbaurkan urusan Allah dengan urusan dunia. Yang dijalankan dalam hidup sehari-hari ada tempatnya, ada aturan-aturannya sendiri. Juga ruang khusus bagi kepercayaan ada tempatnya. Membawahkan semua begitu saja pada rumus kepercayaan malah akan memiskinkan iman dan mengurangi ketepercayaan agama dan para penganutnya sendiri.

Bagi kebanyakan pembaca pertama tulisan Markus, para rasul yang dua belas itu sudah menjadi bagian dari ingatan turun-temurun. Boleh dikatakan, tidak ada lagi yang pernah melihat orang-orang itu sendiri. Hanya para penerus merekalah yang dikenal pembaca dulu. Dalam hal ini keadaan kita tidak banyak berbeda dengan pembaca awal. Dan memang Injil ditulis bagi pembaca seperti itu, juga bagi kita sekarang. Pembaca dulu, dan kita sekarang, akan membayangkan diri sebagai orang di tempat yang dikunjungi para utusan tadi - bukan sebagai para utusan sendiri. Mereka, juga kita, dibantu agar semakin siap menerima Yesus yang bakal datang sendiri. Seperti kita, para pendengar awal ini sebenarnya termasuk orang-orang yang sudah percaya. Bukan orang yang menolak, bukan orang yang membuat Yesus heran seperti di Nazaret dulu. Tetapi orang yang percaya pun masih merasa perlu meluaskan pandangan, atau dalam cara berbicara Injil, "bertobat". Orang yang percaya juga tetap mengharapkan macam-macam perbaikan dalam masyarakat. Tekanan "roh jahat dan penyakit" masih dirasakan kuat dan orang butuh bantuan dari atas untuk melepaskan diri dari pengaruh yang tak dapat diatasi sendiri. Begitulah kemanusiaan akan semakin utuh. Itulah kemanusiaan yang diwartakan para utusan dan ditunjukkan oleh Yesus sendiri nanti.

Salam hangat,
A. Gianto

Thursday, July 2, 2009

Fw: Emas yang dikira kuningan

 
File under: mtgw
------------------
Rekan-rekan Super Members dan Super Fans yang terkasih,
 
Berikut adalah Golden Moment sederhana yang saya susunkan untuk Anda mengenai kebutuhan kita semua untuk hidup dalam kebaikan yang kita yakini.
 
Mudah-mudahan dalam pemikiran kita bersama kali ini, Tuhan berkenan menyisipkan kekuatan yang memindahkan kita ke kehidupan yang sejahtera, yang berbahagia, dan yang cemerlang sepanjang hidup kita dan hidup keturunan kita yang tercinta.
 
...........
 
Ada suara di belakang sana yang bertanya:
 
Tetapi, bagaimana dengan mereka yang sudah lama menjadi orang baik, tetapi yang hidupnya juga sudah lama belum baik?
 
Untuk itu, marilah kita kembali ke kalimat di MT Golden Moment – EMAS YANG DIKIRA KUNINGAN – Part One, bahwa Seseorang disebut baik karena dia meyakini yang baik dan hidup dalam kebaikan yang diyakininya.
 
Sekarang, mohon Anda ikuti alur pikiran ini.
 
Semua kesalahan dilakukan dengan keyakinan bahwa yang dilakukan adalah sesuatu yang benar.
 
Dengannya, kata 'menyesal' adalah ungkapan kesadaran kita bahwa yang tadinya kita yakini benar adalah ternyata sebuah kesalahan yang menggagalkan rencana, yang melambatkan kemajuan, atau bahkan yang menurunkan dan merendahkan kita.
 
Sehingga, orang yang sering menyesal, akan tetap sering menyesal, jika dia tidak memperbaiki caranya dalam memilih sesuatu untuk diyakini.
 
Bukankah hampir semua masalah kita sekarang bersumber dari rencana-rencana yang kita yakini sebagai yang pasti berhasil, tetapi yang kemudian ternyata meleset?
 
Sesungguhnya, keyakinan yang kuat akan menghasilkan kehidupan yang kuat. Apa pun tingkat dan kualitas pikiran, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman kita – penggunaan dari semua itu ditentukan oleh yang kita yakini.
 
Maka janganlah pernah lupa, bahwa
 
Yang kita yakini menentukan penggunaan dari semua kemampuan kita.
 
Semakin kita yakin, semakin kuat kita menggunakan semangat, pikiran, dan tindakan kita bagi pencapaian dari yang kita yakini itu.
 
Tetapi, mohon juga Anda sadari bahwa yang Anda yakini itu sangat kuat dalam memperkuat DAN memperlemah. Jika yang Anda yakini tidak menjadikan Anda pribadi yang kuat, maka pasti dia akan menjadikan Anda pribadi yang lemah.
 
Maka berhati-hatilah dalam menyikapi sesuatu untuk Anda yakini atau Anda tolak.
 
Janganlah kita mengira bahwa orang-orang yang lemah hidupnya itu tidak memiliki keyakinan yang kuat. Justru mereka sangat kuat – dan bahkan sangat berani, untuk menggunakan semua kekuatan mereka melawan kerinduan hati mereka untuk menjadi pribadi yang sejahtera, yang berbahagia, dan yang cemerlang.
 
Perhatikanlah ini. Siapa pun yang bangun tidur dengan keinginan yang kuat untuk kembali tidur, berangkat bekerja dengan kerinduan yang kuat untuk pulang, dan bekerja dengan kesigapan yang kuat untuk beristirahat, adalah orang yang keyakinannya melemahkannya.
 
Meyakini sesuatu yang salah, akan menyebabkan kita menggunakan seluruh kekuatan kita untuk sesuatu yang tidak akan menghasilkan.
 
Dengannya, seseorang yang tidak memeriksa dan memperbaiki ketepatan dari yang diyakininya, dia akan hidup dalam kelemahan, seberapa lama pun dia berencana hidup.
 
Sehingga jika seseorang hidup dalam kelemahan, dia harus mengikhlaskan dirinya untuk mendengarkan lagi pendapat-pendapat yang selama ini ditolaknya, mengulangi pelajaran yang dulu ditelantarkannya, dan belajar untuk ikhlas menerima bahwa mereka yang lebih berhasil dari dirinya – pasti telah melakukan sesuatu dengan lebih baik.
 
Tidakkah dia pernah memikirkan, jika dia demikian benar, mengapakah hidupnya belum baik?
 
Seharusnya dia menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Mengapakah pendapat-pendapat yang dipertahankannya selama ini tidak membelanya dari kelemahan dan kelambanan hidup? Mengapakah mereka yang disalahkan dan dicemoohnya itu – hidup dalam kesejahteraan dan kebahagiaan, dan bahkan ada dari mereka yang hidupnya cemerlang dan mencerahkan kehidupan orang lain?
 
Mengapakah jika dia demikian benar, hidupnya belum baik?
 
Sahabat-sahabat saya yang terkasih,
 
Seseorang tidak harus lebih hebat daripada kita untuk menjadi lebih berhasil daripada kita. Dia hanya diperlukan untuk meyakini yang lebih tepat daripada yang kita yakini, dan menggunakan keyakinannya sebagai tenaga bagi pekerjaan dan pengembangan pribadinya.
 
Seseorang dengan latar belakang yang lemah dan serba kekurangan, akan menjadi pribadi yang cemerlang jika dia meyakini:
 
bahwa Keberhasilan berpihak kepada yang berupaya,
 
bahwa Upaya yang baik adalah pengubah nasib,
 
bahwa Keajaiban berpihak kepada yang berani,
 
dan
 
bahwa Orang yang memuliakan kehidupan akan dimuliakan.
 
Maka perhatikanlah bahwa,
 
Yang kita yakini, menentukan penggunaan atau penelantaran dari apa pun yang kita miliki.
 
Dan janganlah kita menjadi orang pertama yang menelantarkan diri sendiri, hanya karena rendahnya keyakinan diri kepada hak kelahiran kita untuk menjadi pribadi yang kuat, yang damai, dan yang mandiri.
 
Semua petunjuk yang diturunkan dan yang diajarkan kepada yang hidup sebelum kelahiran kita, dan yang diteruskan pengajarannya dalam kehidupan kita, adalah agar kita tidak menjadi pribadi yang menjauhi haknya untuk berhasil.
 
Keberhasilan adalah hak kelahiran Anda.
 
Anda adalah kekasih Tuhan. Maka apa lagi kah yang dirindukan-Nya, selain kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecemerlangan hidup Anda?
 
Perhatikanlah bagaimana semua kesalahan dan kegagalan Anda selama ini hanya menunjukkan dan menuju ke satu hal, yaitu keharusan untuk memperbaiki diri.
 
Dan perhatikanlah bagaimana semua keberhasilan Anda menuntun dan membimbing Anda kepada keberhasilan yang lebih besar.
 
Tetapi, apakah yang telah sering membuat kita sampai hati mengabaikan uluran kasih sayang Tuhan yang se-Pengasih itu, sehingga tidak melihat petunjuk untuk keluar dari kesulitan, dan lebih senang mengasihani diri sendiri karena dirundung kesulitan?
 
Bukankah telah banyak orang yang dirundung oleh kesulitan yang bahkan lebih besar, tetapi kemudian menjadi pribadi yang berjaya?
 
Maka bagi sahabat-sahabat saya yang lebih muda,
 
Perbaikilah pendekatan Anda dalam menganggap sesuatu itu penting atau tidak, perbaruilah cara Anda dalam menyukai atau menghindari sesuatu, segarkanlah sikap Anda dalam mensahabatkan diri atau menjauhi pergaulan, dan jernihkanlah pikiran Anda dalam mengerti yang apa yang diharapkan oleh Tuhan untuk Anda lakukan atau Anda hindari.
 
Yakinilah yang benar, lalu bekerja keras-lah dalam keyakinan itu untuk menjadikan diri Anda bermanfaat bagi banyak orang.
 
Ikhlaskanlah diri Anda untuk selalu memeriksa ketepatan dari yang Anda yakini, dan ketepatan Anda dalam menggunakan yang Anda yakini sebagai tenaga bagi kehidupan Anda.
 
Pribadi berkualitas emas yang meyakini sesuatu yang salah, akan menjadi pribadi yang diperlakukan seperti kuningan.
 
Ingatlah, bahwa emas yang salah taruh – akan diperlakukan seperti kuningan.
 
………..
 
Sahabat-sahabat saya yang terkasih,
 
sampai di sini dulu ya?
 
Jika Anda masih tertarik untuk membaca MT Golden Moment berikutnya, MTGM – EMAS YANG DIKIRA KUNINGAN - Part Three, saya mohon Anda berkenan untuk inform saya ya?.
 
Mohon Anda ingat, bahwa
 
Cara Anda memperlakukan diri Anda, adalah pemberitahuan kepada orang lain mengenai bagaimana mereka harus memperlakukan Anda.
 
Sampai nanti.
 
Terima kasih dan salam sayang dari kami untuk keluarga tercinta.
 
Linna & Mario Teguh
Founders | MTSuperClub | 081-814-2080 | For The Happiness Of Others | Jakarta